KONSEP
GIZI PADA BALITA
Disusun oleh:
1. Deni Hastomo
2.
Meidy
A.Rio
3.
Noferita
Rifka
4. Paula Yunita
5. Siti Sangadah
6. Yulia
AKADEMI
KESEHATAN SWAKARSA JAKARTA
PROGRAM
D III KEPERAWATAN
JL. H. Sa’aba
Raya No.65 Meruya Selatan
JAKARTA BARAT
2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ilmiah dengan
judul Konsep Gizi pada Balita. Makalah ini merupakan tugas mata kuliah Ilmu
Gizi program DIII Keperawatan di Akademi
Kesehatan Swakarsa Jakarta tahun 2013/2014.
Penulis
dalam menyusun makalah ini banyak menemukan hambatan dan kesulitan,
tetapi berkat bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak akhirnya penulis
dapat mengatasi hambatan tersebut. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada:
1.
Bapak H.
Idran A.karyan, SH, Selaku Ketua Yayasan Swakarsa Mandiri Jakarta.
2.
Ibu Ns. Shinta Maharani, S.Kep, Selaku Direktur
Akademi Kesehatan Swakarsa Jakarta.
3.
Ibu Ns.Mariam Dasat,S.Kep Selaku ketua prodi
DIII Keperawatan Akademi Kesehatan Swakarsa..
4.
Ibu. Eliana Hasan S.KM. Selaku Koordinator mata
kuliah Ilmu Gizibkademi Kesehatan Swakarsa Jakarta.
5.
Orang Tua yang telah memberikan dukungan serta
Do’a kepada penulis dalam cita-cita dan harapan.
6.
Rekan-rekan mahasiswa Akademi Kesehatan
Swakarsa Jakarta terutama Program Keperawatan tingkat II, yang telah memberikan
bantuan dan motivasi untuk menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata penulis banyak mengucapkan terima
kasih kepada pihak yang telah turut serta membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis juga menyadari bahwa makalah ini
jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun sehingga makalah ini
bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Jakarta,
Oktober 2013
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata pengantar........................................................................................ i
DAFTAR
ISI.......................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. Latar
Belakang.......................................................................................................... 1
B. Tujuan
...................................................................................................................... 2
1.
Tujuan Umum..................................................................................................... 2
2.
Tujuan Khusus.................................................................................................... 2
C. Metode
Penulisan..................................................................................................... 2
D. Sistematika
Penulisan............................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN
A. Pengertian
............................................................................................................... 1
B. Faktor-
faktor yang mempengaruhi......................................................................... 4
C. Kebutuhan
Nutrisi bagi Balita................................................................................. 6
D. Kandungan
Gizi...................................................................................................... 12
E. Makanan
yang diperlukan bagi Balita..................................................................... 12
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 17
B. Saran........................................................................................................................ 17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pengertian ilmu gizi menurut Gutrie (1983) prinsip-prinsip Gizi Dasar
(basic principle Nutrition) adalah ilmu yang mempelajari makanan, zat
gizi,proses pencernaan, metabolisme dab penyerapan dalam tubuh, fungsi serta akibat
atau kelebihan zat gizi bagi tubuh. Definisi lengkap Ilmu Gizi yang merupakan
modifikasi dari National Academy of Sciences (1994) oleh organisasi profesi
yang berkaitan dengan gizi pada Seminal pengembangan Ilmu Gizi pada tahun 2000,
yaitu ilmu yang bagi mempelajari zat-zat dari pangan yang bermanfaat bagi
kesehatan dan proses yang terjadi pada pangan sejak dikonsumsi, dicerna,
diserap, sampai dimanfaatkan tubuh serta dampaknya terhadap pertumbuhan,
perkembangan dam kelangsungan hidup manusia serta faktor yang mempengaruhinya (
Hardiansyah dan Victor dalam WKNPG VIII,2004).
Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan
secara langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral, dan air. Makanan bergizi merupakan komponen utama untuk membantu
tumbuh kembang manusia terutama bagi anak-anak (balita). Untuk memaksimalkan
tumbuh kembang anak makanan bergizi sangat diharuskan dikonsumsi mulai masa
kehamilan hingga anak lahir usia 0-2 tahun. Pada usia 0-2 tahun adalah masa
paling baik untuk memaksimalkan pertumbuhan sel otak dengan gizi yang baik dan
cukup. Makanan bergizi dan gizi yang baik tidak hanya dapat dikonsumsi oleh
anak-anak tetapi oleh semua jenis usia. Mengingat banyak manfaat gizi seimbang
bagi kesehatan tubuh.
Setiap jenis gizi yang kita
dapatkan mempunyai fungsi yang
berbeda. Karbohidrat merupakan sumber tenaga yang kita dapatkan sehari-hari.
Salah satu contoh makanan yang mengandung karbohidrat adalah nasi. Protein digunakan
oleh tubuh untuk membantu pertumbuhan kita, baik otak maupun tubuh kita. Lemak digunakan oleh tubuh kita sebagai cadangan makanan dan sebagai cadangan energi. Lemak akan digunakan saat tubuh
kekurangan karbohidrat, dan lemak akan memecah menjadi glukosa yang sangat
berguna bagi tubuh kita saat kita membutuhkan energi.
B. Rumusan masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan makanan berserat?
2.
Sebutkan manfaat makanan berserat?
3.
Apa yang dimaksud dengan lemak?
4.
Apa pengertian protein serta apa saja komponen
penyusun protein ?
5.
Apa fungsi protein?
6.
Keuntungan dan kekurangan protein?
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
Pengertian
Gizi
Gizi adalah proses menggunakan makanan
oleh manusia melalui proses – proses (digesti, absorpsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat–zat yang tidak digunakan) untuk
proses pertumbuhan perkembangan dan mempertahankan kesehatan. Nama lain dari
gizi adalah nutrisi
Gizi/nutrisi mengadung nutrien/zat gizi.
Zat gizi adalah zat yang terkandung dalam suatu makanan dan diperlukan tubuh
untuk melakukan fungsinya, seperti menghasilkan energi, membangun dan
memelihara jaringan serta mengatur proses – proses kehidupan.
B.
Berdasarkan
Fungsinya
Setiap zat gizi memiliki fungsi yang
spesifik. Masing-masing zat gizi tidak dapat berdiri sendiri dalam membangun
tubuh dan menjalankan proses metabolisme. Namun zat gizi tersebut memiliki
berbagai fungsi yang berbeda.
1.
Zat gizi sebagai sumber energi
Sebagai sumber energi zat gizi
bermanfaat untuk menggerakkan tubuh dan proses metabolisme di dalam tubuh.Zat
gizi yang tergolong kepada zat yang berfungsi memberikan energi adalah
karbohidrat , lemak dan protein. Bahan pangan yang berfungsi sebagai sumber
energi antara lain : nasi, jagung, talas merupakan sumber karbohidrat;
margarine dan mentega merupakan sumber lemak; ikan, daging, telur dan
sebagainya merupakan sumber protein.Ketiga zat gizi ini memberikan sumbangan
energi bagi tubuh. Zat-zat gizi tersebut merupakan penghasil energi yang dapat
dimanfaatkan untuk gerak dan aktifitas fisik serta aktifitas metabolisme di
dalam tubuh. Namun penyumbang energi terbesar dari ketiga unsur zat gizi
tersebut adalah lemak.
2.
Zat gizi untuk pertumbuhan dan
mempertahankan jaringan tubuh
Zat gizi ini memiliki fungsi sebgai
pembentuk sel-sel pada jaringan tubuh manusia. Jika kekurangan mengkonsumsi zat
gizi ini maka pertumbuhan dan perkembangan manusia akan terhambat. Selain itu
zat gizi ini juga berfungsi untuk menggantikan sel-sel tubuh yang rusak dan
mempertahankan fungsi organ tubuh.
Zat gizi yang termasuk dalam kelompok
ini adalah protein, lemak, mineral dan vitamin. Namun zat gizi yang memiliki
sumber dominan dalam proses pertumbuhan adalah protein.
3.
Zat gizi sebagai pengatur/ regulasi
proses di dalam tubuh
Proses metabolisme di dalam tubuh perlu
pengaturan agar terjadi keseimbangan. Untuk itu diperlukan sejumlah zat gizi
untuk mengatur berlangsungnya metabolisme di dalam tubuh.
Tubuh perlu keseimbangan, untuk itu
proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh perlu di atur dengan baik.
Zat gizi yang berfungsi untuk mengatur
proses metabolisme di dalam tubuh adalah mineral, vitamin air dan protein.
Namun yang memiliki fungsi utama sebagia zat pengatur adalah mineral dan
vitamin.
C.
Gizi
Pada Gangguan Sistem Tubuh Seperti
1.
Gizi
Pada Gangguan Jantung
a.
Prinsip Gizi
Terapi
gizi bagi pasien –pasien gagal jantung kongestif (decompensasi jantung) harus
berfokos pada keseimbangan status cairan dan elektrolit :
1)
Pemantauan
status kalium jika pasien mendapatkan terapi deuretik; pada hipokalemia, kalium
dapat diberikan dalam bentuk makanan yang banyak mengandung kalium
seperti kacang hijau atau suplemen kalium.
2)
Pembatasan
asupan garam (natrium) hingga 2-3 g natrium perhari (konsumsi garam yang
berlebihan dapat menyebabkan retensi cairansehingga menambah berat gejala edema
yang biasa terjadi pada decompensasi jantung ). Diet rendah natrium merupakan
kontraindikasi pada salt-depleting renal diseases seperti pielenofritis yang
menggangu fungsi tubulus ginjal dalam menyerap natrium.
Penyusuain
pembatasan cairan dilakukan menurut :
a)
Respons
pasien terhadap pengobatan
b)
Kepatuhan
terhadap pembatasan natrium
c)
Intensitas
/ prorestifitas penyakit
3)
Pasien
gagal jantung kongestif harus dianjurkan untuk membaca label pada kemasan
makanan sehingga mengetahui adanya natrium yang tersembunyi dlam bentuk bahan –
bahan aditif / pengawet makanan. Daftar makanan yang tinggi natrium dan kalium
dapat ditemukan masing – masing dalam tabel 3-14 dan 3-15. Obat – obatan juga
dapat mengandung natrium dalam jumlah yang berarti ( barbiturat, antibiotik,
alkalires lambung, dll ) dan dengan demikian pasien harus berkonsultasi
dengan dokter tentang kandungan natrium dalam obat – obatan yang digunakan .
4)
Pasien
gagal jantung kongestif yang lanjut dapat menderita kakeksia ( cardiac
cahexia ) berat dan penurunan masa lemak maupun otot. Etiologi kakeksia jantung
ini mencakup anoreksia, hipermetabolisme yang berhubungan dengan
kargiomegali, dan kehilangan nitrogen yang berhubungan dengan hipoksia /
malabsorpsi. Terapi kakeksia jantung memerlukan dukungan gizi yang agresif yang
umumnya mencakup enteral feeding untuk membantu asupan oral. Kalau perlu ,
furmula enteral bagi keperluan ini mengandung unsur – unsur gizi elemental
seperti peptida , maltodekstrin dan minyak rantai sedang (MCT) agar kalori yang
cukup dapat diberikan tanpa memboroskan banyak energi untuk menyerap unsur – unsur
tersebut.
b.
Nutrisi
preventif
Untuk
mencegah penyakit koroner/ kardiovaskuler,kita perlu memperhatikan beberapa hal
berikut ini:
1)
Mempertahankan
kadar kolestrol total <200 mg/dL rasio kolesterol total:HDL kolesterol
<4,5 LDL-kolesterol <100 mg/dL (bila pasien pernah mengalami serangan
jantung koroner atau menderita penyakit diabetes)
2)
Mempertahankan
IMT agar kurang dari 23 dan lingkaran perut kurang dari 80cm (pada wanita)
serta kurang dari 90cm (pada laki-laki) jika hal ini di mungkinkan.
3)
Mengurangi
asupan lemak penuh hingga kurang dari 5% dari total kalori atau gunakan hanya
2-3 sendok makan minyak( khususnya minyak nabati yang mengandung asam lemak
tak-jenuh) per hari.hindari makanan yang banyak mengandung lemak jenuh seperti
tercantum dalam tabel 3-2. cara memasak yang baik untuk mengurangi asupan lemak
ini adalah merebus,mengukus, menanak,menumis,memanggang,membakar dan memepes.
4)
Tingkatkan
asupan lemak tak-jenuh tunggal (MUFA),seperti minyak zaitun,minyak
kanola,minyak kacang dan alpukat,hingga sekitar 20% dari total kalori per hari.
Makan makanan yang mengandung asam lemak omega-3 seperti ikan laut (lihat tabel
3-3) dan minyak tak jenuh-ganda (PUFA) dalam jumlah sekitar 10% dari total
kalori per hari. Dalam penelitian diet jantung di Lyon (Lyon Diet Heart
Study),prancis,terhadap 600 orang responden dengan riwayat serangan jantung
koroner ternyata diet mediteranian yang terdiri atas menu sayuran,buah,sereal
utuh,ikan dan minyak zaitun atau kanola sebagai sumber ternyata menghasilkan
angka insidensi serangan jantung ulang yang lebih kecil bila di bandingkan
dengan kelompok sama yang makan biasa(Lorgeril M.et al,1999).
5)
Jika
kadar trigliserida tinggi,kurang konsumsi hidratarang sederhana seperti gula
pasir,gula aren,madu,dan makanan manis lainnya.perbanyak konsumsi hidratarang
kompleks seperti sayuran,buah,dan sereal/ bijian yang utuh serta makanan
berserat lainnya (agar-agar,kolang-kaling,selasih,rumput laut,cincau).
6)
Jika
kadar homosistein dalam darah tinggi,diet yang dapat di lakukan untuk
menurunkannya adalah dengan meningkatkan konsumsi makanan nabati yang kaya akan
asam folat dan vitamin B6 seperti sayuran hijau serta biji-bijian atau
kacang-kacangan yang utuh.
7)
Tingkatkan
asupan serat pangan hingga 35 gram/ hari dengan konsumsi jenis-jenis makanan
seperti di sebutkan di atas (lihat pula tabel 3-19)
8)
Makan
makanan yang banyak mengandung nutrient antioksidan seperti vitamin E,C dan
beta-karoten (tabel 3-4,3-7,3-13,dan 3-18) yang akan mengurangi kadar LDL
teroksidasi. LDL teroksidasi lebih sukar difagositosis oleh sel-sel fagosit
seperti makrofag dari pada LDL biasa sehingga bentuk teroksidasi ini lebih
bertahan dalam serum.Pertimbangkan suplementasi 500 mg vitamin C dan 200 IU
vitamin E per hari.
9)
Lakukan
olahraga aerobic selama 30 menit per hari.
c.
Nutrisi Kuratif
Terapi
nutrisi harus di tujukan kepada hal-hal berikut ini:
1)
Lakukan
penimbangan berat badan dengan memperhatikan lingkaran perut
2)
Kurangi
asupan kolesterol hingga <300 mg/dL. Pada pasien diabetes dengan
dislipidemia, asupan kolesterolnya harus dikurangi hingga di bawah 200 mg/
hari.
3)
Kurangi
asupan total lemak hingga kurang-lebih 20% dari total kalori.
4)
Kurangi
asupan lemak jenuh hingga di bawah 5% dari total kalori.
5)
Tingkatkan
asupan serat, khususnya serat larut,hingga 25-35 gram per hari untuk mengikat
kolesterol yang di hasilkan oleh tubuh sendiri dalam bentuk garam empedu
sehingga kolesterol ini tidak di serap kembali oleh usus.
6)
Tingkatkan
konsumsi ikan,khususnya ikan laut yang kaya akan asam lemak omega-3,paling
tidak 2-3 kali seminggu.
7)
Ganti
konsumsi daging merah dengan daging putih seperti ayam kampung dan ikan atau
dengan protein nabati seperti tempe atau tahu (kedelai mengandung
soya-lecithine dan isoflavon yang dapat menurunkan kadar LDL kolesterol.)
8)
Terapi
diet dan olahraga harus di coba terlebih dahulu sebelum menggunakan obat-obat
penurun kolesterol
2.
Gizi
Pada Gangguan Hati
Semua
zat gizi (karbohidrat, lemak, protein, dan lain-lain) dicerna dan diserap oleh
dinding usus kemudian akan diangkut ke dalam hati untuk diolah. Hati juga
mempunyai fungsi untuk menetralkan racun termasuk obat-obatan yang
membahayakan, hormon dan lain-lain. Mengingat pentingnya fungsi hati bila hati
rusak maka dapat terjadi penyimpangan dalam pengolahan zat gizi. Namun kita
tidak perlu berkecil hati karena hati merupakan salah satu bagian tubuh yang
memiliki kemampuan yang sangat tinggi untuk regenerasi/pemulihan.
Pemberian
protein bermutu tinggi dan vitamin dapat mempercepat pemulihan. Namun perlu
diingat bahwa pemberian protein harus disesuaikan dengan toleransi tubuh
penderita karena bila berlebih dapat menyebabkan kadar ammonia dalam darah
meningkat atau tidak seimbang sehingga timbullah berbagai gangguan dalam tubuh.
Oleh karenanya, diperlukan suatu pengaturan diet yang tepat untuk penderita
hepatitis agar diperoleh pemulihan yang maksimal.
3.
Gizi
pada Gangguan Ginjal
Ginjal
merupakan salah satu organ penting dalam tubuh. Bila fungsi ginjal mengalami
gangguan, maka zat sisa termasuk racun yang harusnya dibuang melalui urin
(air seni) akan menumpuk dan beredar di dalam darah. Sulitnya pengeluaran racun
ini akan menyebabkan berbagai gangguan fungsi tubuh lainnya. Tatalaksana dan
pengaturan diet menjadi prioritas untuk mencegah kerusakan organ lebih lanjut.
Zat yang cenderung sukar dikeluarkan oleh ginjal yang mengalami penurunan fungsi antara lain protein, kalium, fosfor, natrium, asam urat dan air. Yang paling penting dalam mempertahankan fungsi ginjal adalah pemenuhan kebutuhan kalori. Citarasa yang baik sangat penting meskipun banyak pembatasan bahan makanan.
Zat yang cenderung sukar dikeluarkan oleh ginjal yang mengalami penurunan fungsi antara lain protein, kalium, fosfor, natrium, asam urat dan air. Yang paling penting dalam mempertahankan fungsi ginjal adalah pemenuhan kebutuhan kalori. Citarasa yang baik sangat penting meskipun banyak pembatasan bahan makanan.
a.
Protein
Apa yang akan terjadi bila penderita gagal ginjal kronik mengonsumsi makanan dengan kadar protein yang tinggi, seperti pada daging, ikan, telur dan produk susu? Bila sisa metabolisme protein dalam tubuh yang diukur sebagai (blood urea nitrogen) / BUN, didapatkan pada tingkat yang tinggi dalam darah, akan menyebabkan penderita merasa mual, muntah, kehilangan nafsu makan dan merasa letih. Jumlah protein yang diberikan adalah 0,8 gram/kgBB, tergantung beratnya gangguan fungsi ginjal. Sedangkan untuk jenis protein yang dianjurkan adalah protein hewani yang mempunyai nilai biologis yang tinggi dan mempunyai asam amino esensial yang lengkap. Pemilihan protein dengan nilai biologis yang tinggi diutamakan yang rendah fosfornya, karena itu penggunaan putih telur lebih direkomendasikan dan penggunaan protein hewani yang lain dibatasi.
Apa yang akan terjadi bila penderita gagal ginjal kronik mengonsumsi makanan dengan kadar protein yang tinggi, seperti pada daging, ikan, telur dan produk susu? Bila sisa metabolisme protein dalam tubuh yang diukur sebagai (blood urea nitrogen) / BUN, didapatkan pada tingkat yang tinggi dalam darah, akan menyebabkan penderita merasa mual, muntah, kehilangan nafsu makan dan merasa letih. Jumlah protein yang diberikan adalah 0,8 gram/kgBB, tergantung beratnya gangguan fungsi ginjal. Sedangkan untuk jenis protein yang dianjurkan adalah protein hewani yang mempunyai nilai biologis yang tinggi dan mempunyai asam amino esensial yang lengkap. Pemilihan protein dengan nilai biologis yang tinggi diutamakan yang rendah fosfornya, karena itu penggunaan putih telur lebih direkomendasikan dan penggunaan protein hewani yang lain dibatasi.
b.
Kalium
Kalium memegang peran penting dalam mengatur fungsi syaraf dan otot. Bila kalium tertumpuk dalam tubuh, maka dapat menyebabkan gangguan irama jantung hingga gangguan fatal yaitu henti jantung.
Kalium memegang peran penting dalam mengatur fungsi syaraf dan otot. Bila kalium tertumpuk dalam tubuh, maka dapat menyebabkan gangguan irama jantung hingga gangguan fatal yaitu henti jantung.
Kalium terutama terdapat pada buah dan
sayur. Buah yang mengandung kalium tinggi antara lain: pepaya, mangga, pisang,
melon, alpukat, blewah, jeruk, apricot. Buah yang dianjurkan (porsi
terbatas) yaitu apel, anggur, strawberry, nenas (bagus bila dibuat
koktail karena akan menurunkan kandungan kaliumnya). Sayur yang mengandung
kalium yang tiinggi, antara lain tomat, labu, umbi2an (kentang, ubi, siingkong,
bit), asparagus, kacang polong, coklat, susu, yogurt, kismis.Sayur dengan
kalium yang rendah yaitu timun dan terong.
Untuk menurunkan kadar kalium dalam
sayur, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: sayur diiris tipis, rendam
dengan air sebanyak mungkin (>4jam), bilas, rebus 10 menit dengan air
banyak, buang airnya. Cara ini akan menurunkan kalium namun semua vitamin larut
air juga akan hilang, sehingga diperlukan penambahan vitamin dari luar.
c.
Fosfor
Fosfor merupakan mineral terbanyak dalam tubuh setelah kalsium. Fosfor terdapat dalam tulang dan gigi. Fungsi utamanya terutama berhubungan dengan proses pembuatan energi dari makanan. Gejala akibat peningkatan fosfor dalam darah adalah rasa gatal yang sangat menganggu. Kadar kalsium yang rendah mengakibatkan gangguan kontraksi otot sehingga menimbulkan kram pada otot. Selain itu, kadar kalsium yang rendah akan merangsang hormon paratiroid untuk memindahkan kalsium tulang ke dalam darah sehingga mengakibatkan renal osteodistrofi. Makanan yang mengandung fosfor yang tinggi antara lain susu dan produknya, kacang, biji-bijian, polong, kedelei, minuman keras, coklat dan gandum. Umumnya makanan sumber protein juga kaya akan fosfor.
Fosfor merupakan mineral terbanyak dalam tubuh setelah kalsium. Fosfor terdapat dalam tulang dan gigi. Fungsi utamanya terutama berhubungan dengan proses pembuatan energi dari makanan. Gejala akibat peningkatan fosfor dalam darah adalah rasa gatal yang sangat menganggu. Kadar kalsium yang rendah mengakibatkan gangguan kontraksi otot sehingga menimbulkan kram pada otot. Selain itu, kadar kalsium yang rendah akan merangsang hormon paratiroid untuk memindahkan kalsium tulang ke dalam darah sehingga mengakibatkan renal osteodistrofi. Makanan yang mengandung fosfor yang tinggi antara lain susu dan produknya, kacang, biji-bijian, polong, kedelei, minuman keras, coklat dan gandum. Umumnya makanan sumber protein juga kaya akan fosfor.
d.
Natrium
Kegagalan fungsi ginjal menyebabkan kelebihan garam atau natrium sukar dikeluarkan dari dalam tubuh, sehingga penderita sering merasa haus dan terjadi penimbunan cairan dalam tubuh. Pembatasan garam dilakukan saat tubuh kesulitan mengeluarkan cairan. Pembatasan dilakukan berkisar 2000 รข€“ 3000 mg sehari atau setara dengan 1 sendok teh garam sehari. Beberapa makanan tinggi natrium yang hendaknya dihindari antara lain garam meja, semua bumbu dengan kandungan garam, daging olahan, makanan beku, makanan kaleng, acar, produk susu, keripik dan kacang-kacangan, acar, margarine, makanan yang diproses (mie instan, roti, sosis, ham), penyedap rasa, soda kue, baking powder, saus. Perhatikanlah label kandungan makanan saat Anda ingin membeli makanan di supermarket.Asam urat/purinPeninggian asam urat akan menyebabkan berbagai gangguan terutama pada sendi. Makanan yang mengandung tinggi purin terutama pada jeroan, ikan hering, mackerel, sarden, kerang, alcohol. Makanan yang mengandung purin dalam tingkatan sedang antara lain: kacang-kacangan, kembang kol, asparagus, bayam, jamur, bebek, daging sapi, daging kambing, ikan. Batasi asupan makanan tersebut.
Kegagalan fungsi ginjal menyebabkan kelebihan garam atau natrium sukar dikeluarkan dari dalam tubuh, sehingga penderita sering merasa haus dan terjadi penimbunan cairan dalam tubuh. Pembatasan garam dilakukan saat tubuh kesulitan mengeluarkan cairan. Pembatasan dilakukan berkisar 2000 รข€“ 3000 mg sehari atau setara dengan 1 sendok teh garam sehari. Beberapa makanan tinggi natrium yang hendaknya dihindari antara lain garam meja, semua bumbu dengan kandungan garam, daging olahan, makanan beku, makanan kaleng, acar, produk susu, keripik dan kacang-kacangan, acar, margarine, makanan yang diproses (mie instan, roti, sosis, ham), penyedap rasa, soda kue, baking powder, saus. Perhatikanlah label kandungan makanan saat Anda ingin membeli makanan di supermarket.Asam urat/purinPeninggian asam urat akan menyebabkan berbagai gangguan terutama pada sendi. Makanan yang mengandung tinggi purin terutama pada jeroan, ikan hering, mackerel, sarden, kerang, alcohol. Makanan yang mengandung purin dalam tingkatan sedang antara lain: kacang-kacangan, kembang kol, asparagus, bayam, jamur, bebek, daging sapi, daging kambing, ikan. Batasi asupan makanan tersebut.
e.
Air
Pembatasan cairan merupakan hal yang terpenting. Cairan tidak hanya berasal dari air minum, tapi juga dari pengolahan makanan. Misalnya makanan jangan banyak di sup, nasi lebih baik dari bubur yang lebih banyak mengandung air. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan rasa haus dan mengurangi asupan air minum antara lain: batasi garam, batasi makanan yang berair (sup, bubur, buah), minum air dingin dengan sedotan, sering berkumur, menurunkan kadar gula darah bila tinggi.
Pembatasan cairan merupakan hal yang terpenting. Cairan tidak hanya berasal dari air minum, tapi juga dari pengolahan makanan. Misalnya makanan jangan banyak di sup, nasi lebih baik dari bubur yang lebih banyak mengandung air. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan rasa haus dan mengurangi asupan air minum antara lain: batasi garam, batasi makanan yang berair (sup, bubur, buah), minum air dingin dengan sedotan, sering berkumur, menurunkan kadar gula darah bila tinggi.
4.
Gizi
Pada Gangguan Diabetes Melitus
a.
Terapi Gizi Medis
Tujuan umum terapi gizi adalah membantu
orang dengan diabetes memperbaiki kebiasaan dan olah raga untuk mendapatkan
kontrol metabolik yang lebih baik, dan beberapa tujuan khusus yaitu :
1)
Mempertahankan kadar Glukosa darah
mendekati normal dengan keseimbangan asupan makanan dengan insulin (endogen
atau eksogen) atau obat hipoglikemik oral dan tingkat aktufitas.
2)
Mencapai kadar serum lipid yang optimal.
3)
Memberikan energi yang cukup untuk
mencapai atau mempertahankan berat badan yang memadai orang dewasa, mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada anak dan remaja, untuk
meningkatkan kebutuhan metabolik selama kehamilan dan laktasi penyembuhan dari
penyakit katabolik.
4)
Berat badan memadai diartikan sebagai
berat badan yang dianggap dapat dicapai dan dipertahankan baik jangka pendek
maupun jangka panjang oleh orang dengan diabetes itu sendiri maupun oleh
petugas kesehatah. Ini mungkin tidak sama dengan yang biasanya didefinisikan
sebagai berat badan idaman.
5)
Menghindari dan menangan komplikasi akut
orang dengan diabetes yang menggunakan insulin seperti hipoglikemia,
penyakit-penyakit jangka pendek, masalah yang berhubungan dengan kelainan
jasmani dan komplikasi kronik diabetes seperti : penyakit ginjal, neuroati
automik, hipertensi dan penyakit jantung.
6)
Meningkatkan kesehatan secara
keseluruhan melalui gizi yang optimal.
b.
Terapi Gizi PadaDM Tipe 2
1)
Penekanan tujuan terapi gizi medis pada
diabetes tipe 2 hendaknya pada pengendalian glukosa, lipid, dan hipertensi.
Penurunan berat badan dan diet hipokalori (pada pasien yang gemuk) biasanya
memperbaiki kadar glikemik jangka pendek dan mempunyai potensi meningkatkan
control metabolik jangka lama. Diet dengan kalori sangat rendah, pada umumnya
tidak efektif untuk mencapai penurunan berat jangka lama, dalam hal ini perlu
ditekankan bahwa tujuan diet adalah pada pengendalian glukosa dan lipid. Namun
demikian pada sebagian individu penurunan berat badan dapat juga dicapai dan
dipertahankan.
2)
Perencanaan makan hendaknya dengan
kandungan zat gizi yang cukup dan disertai pengurangan total lemak terutama
lemak jenuh. Pengaturan porsi makanan sedemikian rupa sehingga asupan zat gizi
tersebar sepanjang hari. Penurunan berat badan ringan atau sedang (5-10kg)
sudah terbukti dapat meningkatkan control diabetes, walaupun berat badan idaman
tidak dicapai. Penurunan berat badan dapat diusahakan dicapai dengan baik
dengan penurunan asupan energi yang moderat dan peningkatan pengeluaran energi.
Dianjurkan pembatasan kalori sedang yaitu 250-500 kkal lebih rendah dari asupan
rata-rata sehari.
c.
Kebutuhan Zat Gizi
1)
Protein
Hanya sedikit data ilmiah untuk membuat
rekomendasi yang kuat tentang asupan protein orang dengan diabetes. ADA pada
saat ini menganjurkan mengkonsumsi 10% sampai 20% energy dari protein total.
Menurut konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia tahun 2006 kebutuhan
protein untuk penyandang diabetes juga 10%-20% energi.
Perlu penurunan asupan protein menjadi
0,8 g/kg berat badan perhari atau 10% dari kebutuhan energi dengan timbulnya
nefropati pada orang dewasa dan 65% hendaknya bernilai biologic tinggi.
2)
Total Lemak
Asupan lemak dianjurkan 7lt;7% energy
dari lemak jenuh dan tidak jennuh 10% dari lemak tidak jenuh ganda, sedangkan
selebihnya dari lemak tidak jenuh tunggal. Anjuran asupan lemak di Indonesia
adalah 20-25% energy.
Apabila peningkatan LDL merupakan
masalah utama, dapat diikuti anjuran diet disiplin diet dislipidemia tahap II
yaitu 1000 mg/dl mungkin perlu penurunan semua tipe lemak makanan untuk
menurunkan kadar lemak plasma dalam bentuk kilomikron.
3)
Lemak Jenuh dan Kolesterol
Tujuan utama pengurangan konsumsi lemak
jenuh dan kolesterol adalah untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.
Oleh karena itu < 7% asupan energy sehari seharusnya dari lemak jenuh dan
asupan kolesterol makanan hendaknya dibatasi tidak lebih dari 300 mg perhari.
4)
Karbohidrat dan Pemanis
Rekomendari ADA tahun 1994 lebih
memfokuskan pada jumlah total karbohidrat daripada jenisnya. Rekomendasi untuk
sukrosa lebih liberal. Buah dan susu sudah terbukti mempunyai respon glikemik
yang lebih rendah dari pada sebagian besar tepung-tepungan. Walaupun berbagai
tepung-tepungan mempunyai respon glikemik yang berbeda,prioritas hendaknya
lebih pada jumlah total karbohidrat yang dikonsumsi daripada sumber
karbohidrat. Anjuran konsumsi karbohidrat untuk orang dengan diabetes di
Indonesia adalah 45-65% energy.
a)
Sukrosa
Bukti ilmiah menunjukkan bahwa
penggunaan sukrosa sebagai bagian dari perencanaan makan tidak memperburuk
control glukossa darah pada individu dengan diabetes tipe 1 dan 2. Sukrosa dan
makanan yang mengandung sukrosa harus diperhitungkan sebagai pengganti
karbohidrat makanan lain dan tidak hanya dengan menambahkannya pada perencanaan
makan. Dalam melakukan subtitusi ini kandungan zat gizi dari makanan-makanan
manis yang pekat dan kandugan zat gizi lain dari makanan yang mengandung
sukrosa harus dipertimbangkan, seperti lemak yang sering ada bersama sukrosa
dalam makanan. Mengkonsumsi makanan yang bervariasi memberikan lebih banyak zat
gizi dari pada makanan dengan sukrosa sebagai satu-satunya zat gizi.
b)
Pemanis
Fluktosa menaikkan glukosa plasma lebih
kecil daripada sukrosa dan kebanyakan karbohidrat jenis tepung-tepungan. Dalam
hal ini fruktosa dapat memberikan keuntungan sebagai bahan pemanis pada diet
diabetes. Namun demikian, karena pengaruh dalam jumlah besar (20% energy)
potensial merugikan pada kolesterol dan LDL, fruktosa tidak seluruhnya
menguntungkan sebagai bahan pemanis untuk orang dengan diabetes. Penderita
disiplemia hendaknya menghindari mengkonsumsi fruktosa dalam jumlah besar,
namun tidak ada alas an untuk menghindari makanan seperti buah-buahan dan
sayuran yang mengandung fruktosa alami maupun konsumsi sejumlah sedang makanan
yang mengandung pemanis fruktosa.
·
Sorbitol, manitoldan xylitol adalah gula
alcohol biasa (polyols) yang menghasilkan respon glikemik lebih rendah daripada
sukrosa dan karbohidrat lain. Penggunaan pemanis tersebut secara berlebihan
dapat mempunyai pengaruh laksatif.
·
Sakarin, aspartame, acesulfame k adalah
pemanis tak bergizi yang dapat diterima sebagai pemanis pada semua penderita
DM.
5)
Serat
Rekomendasi asupan serat untuk orang
dengan diabetes sama dengan untuk orang yang tidak diabetes yaitu dianjurkan
mengkonsumsi 20-35 gr serat makanan dari berbagai sumber bahan makanan. Di
Indonesia anjurannya adalah kira-kira 25 gr/1000 kalori/ hari dengan
mengutamakan serat larut.
6)
Natrium
Anjuran asupan untuk orang dengan
diabetes sama dengan penduduk biasa yaitu tidak lebih dari 3000 mgr, sedangkan
bagi yang menderita hipertensi ringan sampai sedang, dianjurkan 2400 mgr
natrium perhari.
7)
Alkohol
Anjuran penggunaan alkohol untuk orang
dengan diabetes sama dengan masyarakat umum. Dalam keadaan normal, kadar
glukosa darah tidak terpengaruh oleh penggunaan alkohol dalam jumlah sedang
apabila diabetes terkendali dengan baik.
Alkohol dapat meningkatkan resiko
hipoglikemia pada mereka yang menggunakan insulin atau sulfonylurea. Karena itu
sebaiknya hanya diminum pada saat makan.
Bagi orang dengan diabetes yang
mempunyai masalah kesehatan lain seperti pancreatitis, dislipidemia, atau
neuropati mungkin perlu anjuran untuk mengurangi atau menghindari alkohol.
8)
Mikronutrien : Vitamin dan Mineral
Apabila asupan gizi cukup, biasanya
tidak perlu menambah suplementasi vitamin dan mineral. Walaupun ada alas an
teoritis untuk memberikan suplemen anti oksidan, pada saat ini, hanya sedikit
bukti yang menunjang bahwa terapi tersebut menguntungkan.
Pemberian kromium menguntungkan
pengendalian glikemik bagi mereka yang kekurangan kromium sebagai akibat
nutrisi parenteral. Kebanyakan orang dengan diabetes agaknya tidak kekurangan
kromium oleh karena itu suplementasi kromium tidak bermanfaat. Walaupun
kekurangan magnesium dapat berperan pada resistansi insulin, intoleransi
karbohidrat dan hipertensi, data yang ada menyarankan bahwa evaluasi rutin
kadar magnesium serum dianjurkan pada pasien yang mempunyai resiko tinggi untuk
menderita devisiensi magnesium.
Suplementasi kalium mungkin diperrlukan
bagi pasien yang kehilangan kalium kerena menggunakan diuretik. Hiperkalimea
dapat terjadi pada pasien dengan insufiensi ginjal atau hipoaldosteronisme
hiporeninemik atau pasien rawat inap yang minum angiotensin converting enzyim
inhibitor, dalam hal ini dapat dilakukan pembatasan kalium dalam diet pasien.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Zat
gizi adalah zat yang terkandung dalam suatu makanan dan diperlukan tubuh untuk
melakukan fungsinya, seperti menghasilkan energi, membangun dan memelihara
jaringan serta mengatur proses – proses kehidupan. Zat gizi mempunyai fungsi sebagai Zat
gizi sebagai sumber energi,
Zat
gizi untuk pertumbuhan dan mempertahankan jaringan tubuh, Zat gizi sebagai pengatur/ regulasi
proses di dalam tubuh.
Jika Zat Gizi pada tubuh kita tidak seimbang maka bisa
menyebabkan gangguan-gangguan seperti DM, gangguan jantung, gangguan hati serta
gangguan ginjal.
B. Saran
Dalam
mengkonsumsi makanan sebaiknya zat gizi pada makanan tersebut juga harus
diperhatikan serta di seuaikan dengan kebutuhan tubuh, jika tidak maka bisa
menimbulkan berbagai macam penyakit yang mengancam nyawa.