Cari Blog Ini

Senin, 14 April 2014

konsep gizi


KONSEP GIZI PADA BALITA










Disusun oleh:
1.     Deni Hastomo
2.       Meidy A.Rio
3.       Noferita Rifka
4.       Paula Yunita
5.     Siti Sangadah
6.       Yulia

AKADEMI KESEHATAN SWAKARSA JAKARTA
PROGRAM D III KEPERAWATAN
JL. H. Sa’aba  Raya No.65 Meruya Selatan
JAKARTA BARAT
2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis  dapat menyelesaikan makalah ilmiah dengan judul Konsep Gizi pada Balita. Makalah ini merupakan tugas mata kuliah Ilmu Gizi program DIII Keperawatan di Akademi  Kesehatan Swakarsa Jakarta tahun 2013/2014.
           
Penulis  dalam menyusun makalah ini banyak menemukan hambatan dan kesulitan, tetapi berkat bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat mengatasi hambatan tersebut. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1.         Bapak H. Idran A.karyan, SH, Selaku Ketua Yayasan Swakarsa Mandiri Jakarta.
2.        Ibu Ns. Shinta Maharani, S.Kep, Selaku Direktur Akademi Kesehatan Swakarsa Jakarta.
3.        Ibu Ns.Mariam Dasat,S.Kep Selaku ketua prodi DIII Keperawatan Akademi Kesehatan Swakarsa..
4.        Ibu. Eliana Hasan S.KM. Selaku Koordinator mata kuliah Ilmu Gizibkademi Kesehatan Swakarsa Jakarta.
5.        Orang Tua yang telah memberikan dukungan serta Do’a kepada penulis dalam cita-cita dan harapan.
6.        Rekan-rekan mahasiswa Akademi Kesehatan Swakarsa Jakarta terutama Program Keperawatan tingkat II, yang telah memberikan bantuan dan motivasi untuk menyelesaikan makalah ini.

Akhir kata penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah turut serta membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis  juga menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga makalah  ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
                                                                                   

Jakarta, Oktober 2013


                                                                                          Penulis














DAFTAR ISI

Kata pengantar........................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A.   Latar Belakang.......................................................................................................... 1
B.   Tujuan ...................................................................................................................... 2
1.      Tujuan Umum..................................................................................................... 2
2.      Tujuan Khusus.................................................................................................... 2
C.   Metode Penulisan..................................................................................................... 2
D.   Sistematika Penulisan............................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian ............................................................................................................... 1
B.     Faktor- faktor yang mempengaruhi......................................................................... 4
C.     Kebutuhan Nutrisi bagi Balita................................................................................. 6
D.    Kandungan Gizi...................................................................................................... 12
E.     Makanan yang diperlukan bagi Balita..................................................................... 12

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan.............................................................................................................. 17
B.     Saran........................................................................................................................ 17

BAB I
PENDAHULUAN
                                                                              

A.      Latar belakang
Pengertian ilmu gizi menurut Gutrie (1983) prinsip-prinsip Gizi Dasar (basic principle Nutrition) adalah ilmu yang mempelajari makanan, zat gizi,proses pencernaan, metabolisme dab penyerapan dalam tubuh, fungsi serta akibat atau kelebihan zat gizi bagi tubuh. Definisi lengkap Ilmu Gizi yang merupakan modifikasi dari National Academy of Sciences (1994) oleh organisasi profesi yang berkaitan dengan gizi pada Seminal pengembangan Ilmu Gizi pada tahun 2000, yaitu ilmu yang bagi mempelajari zat-zat dari pangan yang bermanfaat bagi kesehatan dan proses yang terjadi pada pangan sejak dikonsumsi, dicerna, diserap, sampai dimanfaatkan tubuh serta dampaknya terhadap pertumbuhan, perkembangan dam kelangsungan hidup manusia serta faktor yang mempengaruhinya ( Hardiansyah dan Victor dalam WKNPG VIII,2004).
Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Makanan bergizi merupakan komponen utama untuk membantu tumbuh kembang manusia terutama bagi anak-anak (balita). Untuk memaksimalkan tumbuh kembang anak makanan bergizi sangat diharuskan dikonsumsi mulai masa kehamilan hingga anak lahir usia 0-2 tahun. Pada usia 0-2 tahun adalah masa paling baik untuk memaksimalkan pertumbuhan sel otak dengan gizi yang baik dan cukup. Makanan bergizi dan gizi yang baik tidak hanya dapat dikonsumsi oleh anak-anak tetapi oleh semua jenis usia. Mengingat banyak manfaat gizi seimbang bagi kesehatan tubuh.
Setiap jenis gizi yang kita dapatkan mempunyai fungsi yang berbeda. Karbohidrat merupakan sumber tenaga yang kita dapatkan sehari-hari. Salah satu contoh makanan yang mengandung karbohidrat adalah nasi. Protein digunakan oleh tubuh untuk membantu pertumbuhan kita, baik otak maupun tubuh kita. Lemak digunakan oleh tubuh kita sebagai cadangan makanan dan sebagai cadangan energi. Lemak akan digunakan saat tubuh kekurangan karbohidrat, dan lemak akan memecah menjadi glukosa yang sangat berguna bagi tubuh kita saat kita membutuhkan energi.

B.       Rumusan masalah
1.         Apa yang dimaksud dengan makanan berserat?
2.         Sebutkan manfaat makanan berserat?
3.         Apa yang dimaksud dengan lemak?
4.         Apa pengertian protein serta apa saja komponen penyusun protein ?
5.         Apa fungsi protein?
6.         Keuntungan dan kekurangan protein?




















BAB II
TINJAUAN TEORI


A.      Pengertian Gizi
Gizi adalah proses menggunakan makanan oleh manusia melalui proses – proses (digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat–zat yang tidak digunakan) untuk proses pertumbuhan perkembangan dan mempertahankan kesehatan. Nama lain dari gizi adalah nutrisi
Gizi/nutrisi mengadung nutrien/zat gizi. Zat gizi adalah zat yang terkandung dalam suatu makanan dan diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, seperti menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses – proses kehidupan.

B.       Berdasarkan Fungsinya
Setiap zat gizi memiliki fungsi yang spesifik. Masing-masing zat gizi tidak dapat berdiri sendiri dalam membangun tubuh dan menjalankan proses metabolisme. Namun zat gizi tersebut memiliki berbagai fungsi yang berbeda.

1.         Zat gizi sebagai sumber energi
Sebagai sumber energi zat gizi bermanfaat untuk menggerakkan tubuh dan proses metabolisme di dalam tubuh.Zat gizi yang tergolong kepada zat yang berfungsi memberikan energi adalah karbohidrat , lemak dan protein. Bahan pangan yang berfungsi sebagai sumber energi antara lain : nasi, jagung, talas merupakan sumber karbohidrat; margarine dan mentega merupakan sumber lemak; ikan, daging, telur dan sebagainya merupakan sumber protein.Ketiga zat gizi ini memberikan sumbangan energi bagi tubuh. Zat-zat gizi tersebut merupakan penghasil energi yang dapat dimanfaatkan untuk gerak dan aktifitas fisik serta aktifitas metabolisme di dalam tubuh. Namun penyumbang energi terbesar dari ketiga unsur zat gizi tersebut adalah lemak.



2.         Zat gizi untuk pertumbuhan dan mempertahankan jaringan tubuh
Zat gizi ini memiliki fungsi sebgai pembentuk sel-sel pada jaringan tubuh manusia. Jika kekurangan mengkonsumsi zat gizi ini maka pertumbuhan dan perkembangan manusia akan terhambat. Selain itu zat gizi ini juga berfungsi untuk menggantikan sel-sel tubuh yang rusak dan mempertahankan fungsi organ tubuh.
Zat gizi yang termasuk dalam kelompok ini adalah protein, lemak, mineral dan vitamin. Namun zat gizi yang memiliki sumber dominan dalam proses pertumbuhan adalah protein.

3.         Zat gizi sebagai pengatur/ regulasi proses di dalam tubuh
Proses metabolisme di dalam tubuh perlu pengaturan agar terjadi keseimbangan. Untuk itu diperlukan sejumlah zat gizi untuk mengatur berlangsungnya metabolisme di dalam tubuh.
Tubuh perlu keseimbangan, untuk itu proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh perlu di atur dengan baik.
Zat gizi yang berfungsi untuk mengatur proses metabolisme di dalam tubuh adalah mineral, vitamin air dan protein. Namun yang memiliki fungsi utama sebagia zat pengatur adalah mineral dan vitamin.

C.      Gizi Pada Gangguan Sistem Tubuh Seperti
1.         Gizi Pada Gangguan Jantung
a.         Prinsip Gizi
Terapi gizi bagi pasien –pasien gagal jantung kongestif (decompensasi jantung) harus berfokos pada keseimbangan status cairan dan elektrolit :
1)        Pemantauan status kalium jika pasien mendapatkan terapi deuretik; pada hipokalemia, kalium dapat diberikan dalam bentuk makanan yang banyak  mengandung kalium seperti kacang hijau atau suplemen kalium.
2)        Pembatasan asupan garam (natrium) hingga 2-3 g natrium perhari (konsumsi garam yang berlebihan dapat menyebabkan retensi cairansehingga menambah berat gejala edema yang biasa terjadi pada decompensasi jantung ). Diet rendah natrium merupakan kontraindikasi pada salt-depleting renal diseases seperti pielenofritis yang menggangu fungsi tubulus ginjal dalam menyerap natrium.
Penyusuain pembatasan cairan dilakukan menurut :
a)         Respons pasien terhadap pengobatan
b)        Kepatuhan terhadap pembatasan natrium
c)         Intensitas / prorestifitas penyakit
3)        Pasien gagal jantung kongestif harus dianjurkan untuk membaca label pada kemasan makanan sehingga mengetahui adanya natrium yang tersembunyi dlam bentuk bahan – bahan aditif / pengawet makanan. Daftar makanan yang tinggi natrium dan kalium dapat ditemukan masing – masing dalam tabel 3-14 dan 3-15. Obat – obatan juga dapat mengandung natrium dalam jumlah yang berarti ( barbiturat, antibiotik, alkalires lambung, dll ) dan dengan demikian  pasien harus berkonsultasi dengan dokter tentang kandungan natrium dalam obat – obatan yang digunakan .
4)        Pasien gagal jantung kongestif  yang lanjut dapat menderita kakeksia ( cardiac cahexia ) berat dan penurunan masa lemak maupun otot. Etiologi kakeksia jantung ini mencakup anoreksia,  hipermetabolisme yang berhubungan dengan kargiomegali, dan  kehilangan nitrogen yang berhubungan dengan hipoksia / malabsorpsi. Terapi kakeksia jantung memerlukan dukungan gizi yang agresif yang umumnya mencakup enteral feeding untuk membantu asupan oral. Kalau perlu , furmula enteral bagi keperluan ini mengandung unsur – unsur gizi elemental seperti peptida , maltodekstrin dan minyak rantai sedang (MCT) agar kalori yang cukup dapat diberikan tanpa memboroskan banyak energi untuk menyerap unsur – unsur tersebut.

b.        Nutrisi preventif
Untuk mencegah penyakit koroner/ kardiovaskuler,kita perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini:
1)        Mempertahankan kadar kolestrol total <200 mg/dL rasio kolesterol total:HDL kolesterol <4,5 LDL-kolesterol <100 mg/dL (bila pasien pernah mengalami serangan jantung koroner atau menderita penyakit diabetes)
2)        Mempertahankan IMT agar kurang dari 23 dan lingkaran perut kurang dari 80cm (pada wanita) serta kurang dari 90cm (pada laki-laki) jika hal ini di mungkinkan.
3)        Mengurangi asupan lemak penuh hingga kurang dari 5% dari total kalori atau gunakan hanya 2-3 sendok makan minyak( khususnya minyak nabati yang mengandung asam lemak tak-jenuh) per hari.hindari makanan yang banyak mengandung lemak jenuh seperti tercantum dalam tabel 3-2. cara memasak yang baik untuk mengurangi asupan lemak ini adalah merebus,mengukus, menanak,menumis,memanggang,membakar dan memepes.
4)        Tingkatkan asupan lemak tak-jenuh tunggal (MUFA),seperti minyak zaitun,minyak kanola,minyak kacang dan alpukat,hingga sekitar 20% dari total kalori per hari. Makan makanan yang mengandung asam lemak omega-3 seperti ikan laut (lihat tabel 3-3) dan minyak tak jenuh-ganda (PUFA) dalam jumlah sekitar 10% dari total kalori per hari. Dalam penelitian diet jantung di Lyon (Lyon Diet Heart Study),prancis,terhadap 600 orang responden dengan riwayat serangan jantung koroner ternyata diet mediteranian yang terdiri atas menu sayuran,buah,sereal utuh,ikan dan minyak zaitun atau kanola sebagai sumber ternyata menghasilkan angka insidensi serangan jantung ulang yang lebih kecil bila di bandingkan dengan kelompok sama yang makan biasa(Lorgeril M.et al,1999).
5)        Jika kadar trigliserida tinggi,kurang konsumsi hidratarang sederhana seperti gula pasir,gula aren,madu,dan makanan manis lainnya.perbanyak konsumsi hidratarang kompleks seperti sayuran,buah,dan sereal/ bijian yang utuh serta makanan berserat lainnya (agar-agar,kolang-kaling,selasih,rumput laut,cincau).
6)        Jika kadar homosistein dalam darah tinggi,diet yang dapat di lakukan untuk menurunkannya adalah dengan meningkatkan konsumsi makanan nabati yang kaya akan asam folat dan vitamin B6 seperti sayuran hijau serta biji-bijian atau kacang-kacangan yang utuh.
7)        Tingkatkan asupan serat pangan hingga 35 gram/ hari dengan konsumsi jenis-jenis makanan seperti di sebutkan di atas (lihat pula tabel 3-19)
8)        Makan makanan yang banyak mengandung nutrient antioksidan seperti vitamin E,C dan beta-karoten (tabel 3-4,3-7,3-13,dan 3-18) yang akan mengurangi kadar LDL teroksidasi. LDL teroksidasi lebih sukar difagositosis oleh sel-sel fagosit seperti makrofag dari pada LDL biasa sehingga bentuk teroksidasi ini lebih bertahan dalam serum.Pertimbangkan suplementasi 500 mg vitamin C dan 200 IU vitamin E per hari.
9)        Lakukan olahraga aerobic selama 30 menit per hari.






c.         Nutrisi Kuratif
Terapi nutrisi harus di tujukan kepada hal-hal berikut ini:
1)        Lakukan penimbangan berat badan dengan memperhatikan lingkaran perut
2)        Kurangi asupan kolesterol hingga <300 mg/dL. Pada pasien diabetes dengan dislipidemia, asupan kolesterolnya harus dikurangi hingga di bawah 200 mg/ hari.
3)        Kurangi asupan total lemak hingga kurang-lebih 20% dari total kalori.
4)        Kurangi asupan lemak jenuh hingga di bawah 5% dari total kalori.
5)        Tingkatkan asupan serat, khususnya serat larut,hingga 25-35 gram per hari untuk mengikat kolesterol yang di hasilkan oleh tubuh sendiri dalam bentuk garam empedu sehingga kolesterol ini tidak di serap kembali oleh usus.
6)        Tingkatkan konsumsi ikan,khususnya ikan laut yang kaya akan asam lemak omega-3,paling tidak 2-3 kali seminggu.
7)        Ganti konsumsi daging merah dengan daging putih seperti ayam kampung dan ikan atau dengan protein nabati seperti tempe atau tahu (kedelai mengandung soya-lecithine dan isoflavon yang dapat menurunkan kadar LDL kolesterol.)
8)        Terapi diet dan olahraga harus di coba terlebih dahulu sebelum menggunakan obat-obat penurun kolesterol

2.        Gizi Pada Gangguan Hati
Semua zat gizi (karbohidrat, lemak, protein, dan lain-lain) dicerna dan diserap oleh dinding usus kemudian akan diangkut ke dalam hati untuk diolah. Hati juga mempunyai fungsi untuk menetralkan racun termasuk obat-obatan yang membahayakan, hormon dan lain-lain. Mengingat pentingnya fungsi hati bila hati rusak maka dapat terjadi penyimpangan dalam pengolahan zat gizi. Namun kita tidak perlu berkecil hati karena hati merupakan salah satu bagian tubuh yang memiliki kemampuan yang sangat tinggi untuk regenerasi/pemulihan.

Pemberian protein bermutu tinggi dan vitamin dapat mempercepat pemulihan. Namun perlu diingat bahwa pemberian protein harus disesuaikan dengan toleransi tubuh penderita karena bila berlebih dapat menyebabkan kadar ammonia dalam darah meningkat atau tidak seimbang sehingga timbullah berbagai gangguan dalam tubuh. Oleh karenanya, diperlukan suatu pengaturan diet yang tepat untuk penderita hepatitis agar diperoleh pemulihan yang maksimal.

3.        Gizi pada Gangguan Ginjal
Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam tubuh. Bila fungsi ginjal mengalami gangguan,  maka zat sisa termasuk racun yang harusnya dibuang melalui urin (air seni) akan menumpuk dan beredar di dalam darah. Sulitnya pengeluaran racun ini akan menyebabkan berbagai gangguan fungsi tubuh lainnya. Tatalaksana dan pengaturan diet menjadi prioritas untuk mencegah kerusakan organ lebih lanjut.

Zat yang cenderung sukar dikeluarkan oleh ginjal yang mengalami penurunan fungsi antara lain protein, kalium, fosfor, natrium, asam urat dan air. Yang paling penting dalam mempertahankan fungsi ginjal adalah pemenuhan kebutuhan kalori. Citarasa yang baik sangat penting meskipun banyak pembatasan bahan makanan.
a.         Protein
Apa yang akan terjadi bila penderita gagal ginjal kronik mengonsumsi makanan dengan kadar protein yang tinggi, seperti pada daging, ikan, telur dan produk susu?  Bila sisa metabolisme protein dalam tubuh yang diukur sebagai (blood urea nitrogen) / BUN, didapatkan pada tingkat yang tinggi dalam darah, akan menyebabkan penderita merasa mual, muntah, kehilangan nafsu makan dan merasa letih. Jumlah protein yang diberikan adalah 0,8 gram/kgBB, tergantung beratnya gangguan fungsi ginjal. Sedangkan untuk jenis protein yang dianjurkan adalah protein hewani yang mempunyai nilai biologis yang tinggi dan mempunyai asam amino esensial yang lengkap. Pemilihan protein dengan nilai biologis yang tinggi diutamakan yang rendah fosfornya, karena itu penggunaan putih telur lebih direkomendasikan dan penggunaan protein hewani yang lain dibatasi.
b.         Kalium
Kalium memegang peran penting dalam mengatur fungsi syaraf dan otot. Bila kalium tertumpuk dalam tubuh, maka dapat menyebabkan gangguan irama jantung hingga gangguan fatal yaitu henti jantung.
Kalium terutama terdapat pada buah dan sayur. Buah yang mengandung kalium tinggi antara lain: pepaya, mangga, pisang, melon, alpukat, blewah, jeruk, apricot. Buah yang dianjurkan (porsi terbatas)  yaitu apel, anggur, strawberry, nenas (bagus bila dibuat koktail karena akan menurunkan kandungan kaliumnya). Sayur yang mengandung kalium yang tiinggi, antara lain tomat, labu, umbi2an (kentang, ubi, siingkong, bit), asparagus, kacang polong, coklat, susu, yogurt, kismis.Sayur dengan kalium yang rendah yaitu timun dan terong.
Untuk menurunkan kadar kalium dalam sayur, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: sayur diiris tipis, rendam dengan air sebanyak mungkin (>4jam), bilas, rebus 10 menit dengan air banyak, buang airnya. Cara ini akan menurunkan kalium namun semua vitamin larut air juga akan hilang, sehingga diperlukan penambahan vitamin dari luar.
c.         Fosfor
Fosfor merupakan mineral terbanyak dalam tubuh setelah kalsium. Fosfor terdapat dalam tulang dan gigi. Fungsi utamanya terutama berhubungan dengan proses pembuatan energi dari makanan. Gejala akibat peningkatan fosfor dalam darah adalah rasa gatal yang sangat menganggu. Kadar kalsium yang rendah mengakibatkan gangguan kontraksi otot sehingga menimbulkan kram pada otot. Selain itu, kadar kalsium yang rendah akan merangsang hormon paratiroid untuk memindahkan kalsium tulang ke dalam darah sehingga mengakibatkan renal osteodistrofi. Makanan yang mengandung fosfor yang tinggi antara lain susu dan produknya, kacang, biji-bijian, polong, kedelei, minuman keras, coklat dan gandum. Umumnya makanan sumber protein juga kaya akan fosfor.
d.        Natrium
Kegagalan fungsi ginjal menyebabkan kelebihan garam atau natrium sukar dikeluarkan dari dalam tubuh, sehingga penderita sering merasa haus dan terjadi penimbunan cairan dalam tubuh. Pembatasan garam dilakukan saat tubuh kesulitan mengeluarkan cairan. Pembatasan dilakukan berkisar 2000 รข€“ 3000 mg sehari atau setara dengan 1 sendok teh garam sehari. Beberapa makanan tinggi natrium yang hendaknya dihindari antara lain garam meja, semua bumbu dengan kandungan garam, daging olahan, makanan beku, makanan kaleng, acar, produk susu, keripik dan kacang-kacangan, acar, margarine, makanan yang diproses (mie instan, roti, sosis, ham), penyedap rasa, soda kue, baking powder, saus. Perhatikanlah label kandungan makanan saat Anda ingin membeli makanan di supermarket.Asam urat/purinPeninggian asam urat akan menyebabkan berbagai gangguan terutama pada sendi. Makanan yang mengandung tinggi purin terutama pada jeroan, ikan hering, mackerel, sarden, kerang, alcohol. Makanan yang mengandung purin dalam tingkatan sedang antara lain: kacang-kacangan, kembang kol, asparagus, bayam, jamur, bebek, daging sapi, daging kambing, ikan. Batasi asupan makanan tersebut.
e.         Air
Pembatasan cairan merupakan hal yang terpenting. Cairan tidak hanya berasal dari air minum, tapi juga dari pengolahan makanan. Misalnya makanan jangan banyak di sup, nasi lebih baik dari bubur yang lebih banyak mengandung air. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan rasa haus dan mengurangi asupan air minum antara lain: batasi garam, batasi makanan yang berair (sup, bubur, buah), minum air dingin dengan sedotan, sering berkumur, menurunkan kadar gula darah bila tinggi.

4.        Gizi Pada Gangguan Diabetes Melitus
a.         Terapi Gizi Medis
Tujuan umum terapi gizi adalah membantu orang dengan diabetes memperbaiki kebiasaan dan olah raga untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik, dan beberapa tujuan khusus yaitu :
1)        Mempertahankan kadar Glukosa darah mendekati normal dengan keseimbangan asupan makanan dengan insulin (endogen atau eksogen) atau obat hipoglikemik oral dan tingkat aktufitas.
2)        Mencapai kadar serum lipid yang optimal.
3)        Memberikan energi yang cukup untuk mencapai atau mempertahankan berat badan yang memadai orang dewasa, mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada anak dan remaja, untuk meningkatkan kebutuhan metabolik selama kehamilan dan laktasi penyembuhan dari penyakit katabolik.
4)        Berat badan memadai diartikan sebagai berat badan yang dianggap dapat dicapai dan dipertahankan baik jangka pendek maupun jangka panjang oleh orang dengan diabetes itu sendiri maupun oleh petugas kesehatah. Ini mungkin tidak sama dengan yang biasanya didefinisikan sebagai berat badan idaman.
5)        Menghindari dan menangan komplikasi akut orang dengan diabetes yang menggunakan insulin seperti hipoglikemia, penyakit-penyakit jangka pendek, masalah yang berhubungan dengan kelainan jasmani dan komplikasi kronik diabetes seperti : penyakit ginjal, neuroati automik, hipertensi dan penyakit jantung.
6)        Meningkatkan kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal.

b.         Terapi Gizi PadaDM Tipe 2
1)        Penekanan tujuan terapi gizi medis pada diabetes tipe 2 hendaknya pada pengendalian glukosa, lipid, dan hipertensi. Penurunan berat badan dan diet hipokalori (pada pasien yang gemuk) biasanya memperbaiki kadar glikemik jangka pendek dan mempunyai potensi meningkatkan control metabolik jangka lama. Diet dengan kalori sangat rendah, pada umumnya tidak efektif untuk mencapai penurunan berat jangka lama, dalam hal ini perlu ditekankan bahwa tujuan diet adalah pada pengendalian glukosa dan lipid. Namun demikian pada sebagian individu penurunan berat badan dapat juga dicapai dan dipertahankan.
2)        Perencanaan makan hendaknya dengan kandungan zat gizi yang cukup dan disertai pengurangan total lemak terutama lemak jenuh. Pengaturan porsi makanan sedemikian rupa sehingga asupan zat gizi tersebar sepanjang hari. Penurunan berat badan ringan atau sedang (5-10kg) sudah terbukti dapat meningkatkan control diabetes, walaupun berat badan idaman tidak dicapai. Penurunan berat badan dapat diusahakan dicapai dengan baik dengan penurunan asupan energi yang moderat dan peningkatan pengeluaran energi. Dianjurkan pembatasan kalori sedang yaitu 250-500 kkal lebih rendah dari asupan rata-rata sehari.
c.         Kebutuhan Zat Gizi
1)        Protein
Hanya sedikit data ilmiah untuk membuat rekomendasi yang kuat tentang asupan protein orang dengan diabetes. ADA pada saat ini menganjurkan mengkonsumsi 10% sampai 20% energy dari protein total. Menurut konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia tahun 2006 kebutuhan protein untuk penyandang diabetes juga 10%-20% energi.
Perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kg berat badan perhari atau 10% dari kebutuhan energi dengan timbulnya nefropati pada orang dewasa dan 65% hendaknya bernilai biologic tinggi.
2)        Total Lemak
Asupan lemak dianjurkan 7lt;7% energy dari lemak jenuh dan tidak jennuh 10% dari lemak tidak jenuh ganda, sedangkan selebihnya dari lemak tidak jenuh tunggal. Anjuran asupan lemak di Indonesia adalah 20-25% energy.
Apabila peningkatan LDL merupakan masalah utama, dapat diikuti anjuran diet disiplin diet dislipidemia tahap II yaitu 1000 mg/dl mungkin perlu penurunan semua tipe lemak makanan untuk menurunkan kadar lemak plasma dalam bentuk kilomikron.
3)        Lemak Jenuh dan Kolesterol
Tujuan utama pengurangan konsumsi lemak jenuh dan kolesterol adalah untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Oleh karena itu < 7% asupan energy sehari seharusnya dari lemak jenuh dan asupan kolesterol makanan hendaknya dibatasi tidak lebih dari 300 mg perhari.
4)        Karbohidrat dan Pemanis
Rekomendari ADA tahun 1994 lebih memfokuskan pada jumlah total karbohidrat daripada jenisnya. Rekomendasi untuk sukrosa lebih liberal. Buah dan susu sudah terbukti mempunyai respon glikemik yang lebih rendah dari pada sebagian besar tepung-tepungan. Walaupun berbagai tepung-tepungan mempunyai respon glikemik yang berbeda,prioritas hendaknya lebih pada jumlah total karbohidrat yang dikonsumsi daripada sumber karbohidrat. Anjuran konsumsi karbohidrat untuk orang dengan diabetes di Indonesia adalah 45-65% energy.
a)        Sukrosa
Bukti ilmiah menunjukkan bahwa penggunaan sukrosa sebagai bagian dari perencanaan makan tidak memperburuk control glukossa darah pada individu dengan diabetes tipe 1 dan 2. Sukrosa dan makanan yang mengandung sukrosa harus diperhitungkan sebagai pengganti karbohidrat makanan lain dan tidak hanya dengan menambahkannya pada perencanaan makan. Dalam melakukan subtitusi ini kandungan zat gizi dari makanan-makanan manis yang pekat dan kandugan zat gizi lain dari makanan yang mengandung sukrosa harus dipertimbangkan, seperti lemak yang sering ada bersama sukrosa dalam makanan. Mengkonsumsi makanan yang bervariasi memberikan lebih banyak zat gizi dari pada makanan dengan sukrosa sebagai satu-satunya zat gizi.
b)        Pemanis
Fluktosa menaikkan glukosa plasma lebih kecil daripada sukrosa dan kebanyakan karbohidrat jenis tepung-tepungan. Dalam hal ini fruktosa dapat memberikan keuntungan sebagai bahan pemanis pada diet diabetes. Namun demikian, karena pengaruh dalam jumlah besar (20% energy) potensial merugikan pada kolesterol dan LDL, fruktosa tidak seluruhnya menguntungkan sebagai bahan pemanis untuk orang dengan diabetes. Penderita disiplemia hendaknya menghindari mengkonsumsi fruktosa dalam jumlah besar, namun tidak ada alas an untuk menghindari makanan seperti buah-buahan dan sayuran yang mengandung fruktosa alami maupun konsumsi sejumlah sedang makanan yang mengandung pemanis fruktosa.
·           Sorbitol, manitoldan xylitol adalah gula alcohol biasa (polyols) yang menghasilkan respon glikemik lebih rendah daripada sukrosa dan karbohidrat lain. Penggunaan pemanis tersebut secara berlebihan dapat mempunyai pengaruh laksatif.
·           Sakarin, aspartame, acesulfame k adalah pemanis tak bergizi yang dapat diterima sebagai pemanis pada semua penderita DM.
5)        Serat
Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan untuk orang yang tidak diabetes yaitu dianjurkan mengkonsumsi 20-35 gr serat makanan dari berbagai sumber bahan makanan. Di Indonesia anjurannya adalah kira-kira 25 gr/1000 kalori/ hari dengan mengutamakan serat larut.
6)        Natrium
Anjuran asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan penduduk biasa yaitu tidak lebih dari 3000 mgr, sedangkan bagi yang menderita hipertensi ringan sampai sedang, dianjurkan 2400 mgr natrium perhari.
7)        Alkohol
Anjuran penggunaan alkohol untuk orang dengan diabetes sama dengan masyarakat umum. Dalam keadaan normal, kadar glukosa darah tidak terpengaruh oleh penggunaan alkohol dalam jumlah sedang apabila diabetes terkendali dengan baik.
Alkohol dapat meningkatkan resiko hipoglikemia pada mereka yang menggunakan insulin atau sulfonylurea. Karena itu sebaiknya hanya diminum pada saat makan.
Bagi orang dengan diabetes yang mempunyai masalah kesehatan lain seperti pancreatitis, dislipidemia, atau neuropati mungkin perlu anjuran untuk mengurangi atau menghindari alkohol.
8)        Mikronutrien : Vitamin dan Mineral
Apabila asupan gizi cukup, biasanya tidak perlu menambah suplementasi vitamin dan mineral. Walaupun ada alas an teoritis untuk memberikan suplemen anti oksidan, pada saat ini, hanya sedikit bukti yang menunjang bahwa terapi tersebut menguntungkan.
Pemberian kromium menguntungkan pengendalian glikemik bagi mereka yang kekurangan kromium sebagai akibat nutrisi parenteral. Kebanyakan orang dengan diabetes agaknya tidak kekurangan kromium oleh karena itu suplementasi kromium tidak bermanfaat. Walaupun kekurangan magnesium dapat berperan pada resistansi insulin, intoleransi karbohidrat dan hipertensi, data yang ada menyarankan bahwa evaluasi rutin kadar magnesium serum dianjurkan pada pasien yang mempunyai resiko tinggi untuk menderita devisiensi magnesium.
Suplementasi kalium mungkin diperrlukan bagi pasien yang kehilangan kalium kerena menggunakan diuretik. Hiperkalimea dapat terjadi pada pasien dengan insufiensi ginjal atau hipoaldosteronisme hiporeninemik atau pasien rawat inap yang minum angiotensin converting enzyim inhibitor, dalam hal ini dapat dilakukan pembatasan kalium dalam diet pasien.






















BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Zat gizi adalah zat yang terkandung dalam suatu makanan dan diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, seperti menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses – proses kehidupan. Zat gizi mempunyai fungsi sebagai Zat gizi sebagai sumber energi, Zat gizi untuk pertumbuhan dan mempertahankan jaringan tubuh, Zat gizi sebagai pengatur/ regulasi proses di dalam tubuh.
Jika Zat Gizi pada tubuh kita tidak seimbang maka bisa menyebabkan gangguan-gangguan seperti DM, gangguan jantung, gangguan hati serta gangguan ginjal.

B.       Saran
Dalam mengkonsumsi makanan sebaiknya zat gizi pada makanan tersebut juga harus diperhatikan serta di seuaikan dengan kebutuhan tubuh, jika tidak maka bisa menimbulkan berbagai macam penyakit yang mengancam nyawa.